Friday 27 March 2009

Hard news 3

FREESEX DI KALANGAN REMAJA MERAJALELA

Jkt, 26/10 – Orang tua mana yang tidak was – was mengetahui data tentang perilaku seks bebas remaja Indonesia masa kini? Banyak data mengatakan hampir 85% remaja umur 15 tahun melakukan hubungan seks dan hampir 50% remaja melakukan hubungan seks di luar nikah.

Freesex sungguh telah menjadi hal biasa. Melihat fakta ini memang sangat mengaggetkan. Freesex sudah sangat tidak bisa dijauhkan dari masyarakat, bahkan freesex sudah membudaya di dalam kehidupan masyarakat, bahkan tidak hanya masyrakat dewasa saja. Sekarang para remaja juga mengikutinya.

Survei telah dilakukan pada tahun 2003 di lima kota, di antaranya Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Hasil survei PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) menyatakan bahwa sebanyak 85% remaja berusia 13-15 tahun mengaku telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Penelitian pada 2005 itu dilakukan terhadap2.488 responden di Tasikmalaya, Cirebon, Singkawang, Palembang, dan Kupang.

Ironisnya, menurut Direktur Eksekutif PKBI, Inne Silviane, hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri – rumah tempat mereka berlindung. Sebanyak 50 persen dari remaja itu mengaku menonton media pornografi, di antaranya VCD. Dari penelitian itu pula diketahui, 52% yang memahami bagaimana kehamilan bisa terjadi.

Diketahui bahwa 42,3% pelajar SMP dan SMA di Cianjur telah melakukan hubungan seksual. Penelitian ini dilakukan Annisa Foundation (AF) pada Juli-Desember 2006 terhadap 412 responden. Laila Sukmadewi, Direktur Eksekutif AF, mengatakan hubungan seks di luar nikah itu umumnya dilakukan responden karena suka sama suka. Hanya sekitar 9 persen dengan alasan ekonomi. ” Yang lebih memprihatinkan, sebanyak 90 persen menyatakan paham nilai-nilai agama, dan mereka tahu itu dosa,” ujar Laila.

Hasil penelitian di berbagai negara menemukan bahwa anak remaja akan terhindar dari keterlibatan dengan seks bebas, jika mereka dapat membicarakan masalah seks dengan orang tuanya. Artinya, orang tua harus menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anaknya. Telah siapkah kita, para orangtua menjadi pendidik seksualitas bagi anak-anak kita? Bagaimana meluweskan lidah kita agar tak kelu ketika harus bicara saru dengan anak-anak kita? Itulah tantangan kita sebagai orang tua.

No comments:

Post a Comment